Tanpa mengurangi rasa hormat kepada kepeloporan pemuda
sebelum abad 19, maka dalam mengungkapkan kepeloporan pemuda pelajar sebagai
cukilan sejarah, kami hanya akan memulai dari peristiwa yang terjadi pada abad
19. Lahirnya Boedi Oetomo (BO), 20
Mei 1908, yang kemudian ditetapkan menjadi Hari Kebangkitan Nasional, hidup di
jaman kolonial. Karena itu, gerakan nasionalisme untuk membela bangsanya
dari penindasan dan kemiskinan yang mereka lakukan tidak
terang-terangan. BO yang dipimpin oleh Soetomo melakukan diskusi tentang
penderitaan dan masa depan bangsanya. Gerakan BO membangkitkan jiwa kebangsaan
para muda dan mendapat dukungan luas dari berbagai organisasi yang seazas.
Maka, di Jakarta dalam arahan pemuda Satiman, Kadarman dan lain-lain membentuk
satu organisasi yang diberi nama Trikoro Dharmo yang kemudian berubah nama
menjadi Jong Java. Tujuan organisasi pemuda pelajar ini adalah kebebasan bangsa
dan negaranya dari penjajahan Belanda. Pergerakan Jong Java mendorong pertumbuhkan
kesadaran atas kebangsaan di berbagai pulau dengan berdirinya Jong Sumatranen
Bond, Jong Minahasa, Jong Celebes, Jong Ambon dan Jong Islamieten Bond yang
dilahirkan oleh para Pemuda Muslim. Mereka kemudian mendirikan Perhimpunan Masa
Muda Indonesia yang selanjutnya diubah menjadi Jong Indonesia. Inilah cikal
bakal berdirinya organisasi Pemuda Indonesia yang menyelenggarakan Kongres
Pemuda I di tahun 1926 dan II pada 27 dan 28 Oktober 1928 yang melahirkan Sumpah
Pemuda. Kepeloporan pemuda menuju kemerdekaan bangsa dan negaranya juga
terjadi di luar negeri, yakni Belanda. Moch.
Hatta dan kawan-kawan mendirikan Perhimpunan Indonesia yang terdiri dari para
mahasiswa dan pelajar yang tengah
menimba ilmu di negeri kincir angin itu. Pecahnya Perang Dunia II menyebabkan
penyerahan kekuasaan atas tanah air Indonesia dari Belanda kepada Jepang pada
28 Maret 1942.
Masa Ujian Berat bagi Pemuda – Pelajar Indonesia
Dengan dalih demi kejayaan “ Dai Tooa (Asia Timur
Raya)”, para pemuda dan pelajar dilatih keprajuritan secara paksa. Kehidupan
rakyat kian berat dan sengsara. Kekayaan alam dikuras habis dan tenaga
rakyat ditindas dengan kerja paksa tanpa bayar (romusha). Situasi yang
demikian beratnya justru menumbuhkan semangat perlawanan para pemuda dan pelajar untuk
memerdekakan diri dan bangsanya. Oleh
para pemimpin pemuda, pelajar dan rakyat, situasi itu dimanfaatkan untuk
membentuk Barisan Pemuda ( Seinendan
), Pembantu Polisi (Keibodan), Barisan Pelopor (Gyugun Syuinsintai), Pembantu Balatentara Jepang (Heiho),
dan Pembela Tanah Air (Peta). Para pelajar juga membentuk
perhimpunan yang disebut Syoto Chugakko (SMP) dan Chugakko (SMA/SMK).
Mereka dilatih kyoren (latihan dasar kemiliteran) dan kendo (memakai pedang
kayu). Satu peristiwa penting dalam masa penjajahan Jepang adalah pemberontakan
Peta
di Blitar yang dipimpin oleh Supriyadi.
Kekejaman penjajahan Jepang di tanah air berakhir ketika tentara sekutu yang
dipimpin Amerika Serikat menjatuhkan bom atom di Hiroshima dan Nagasaki pada 14
dan 15 Agustus 1945. Atas hal itu, sebagian besar balatentara Jepang pulang ke
tanah airnya. Tetapi sebagian kecil masih bertahan di benteng-benteng
pertahanan bawah tanah atau gua-gua yang telah mereka siapkan untuk upaya
penyelamatan diri (bersembunyi).
KAMI SEKELUARGA TAK LUPA MENGUCAPKAN PUJI SYUKUR KEPADA ALLAH S,W,T
dan terima kasih banyak kepada AKI atas nomor yang AKI
beri 4 angka [9651] alhamdulillah ternyata itu benar2 tembus .
dan alhamdulillah sekarang saya bisa melunasi semua utan2 saya yang
ada sama tetangga.dan juga BANK BRI dan bukan hanya itu KI. insya
allah saya akan coba untuk membuka usaha sendiri demi mencukupi
kebutuhan keluarga saya sehari-hari itu semua berkat bantuan AKI..
sekali lagi makasih banyak ya AKI… bagi saudara yang suka PASANG NOMOR
yang ingin merubah nasib seperti saya silahkan hubungi KI JAYA,,di no (((085-321-606-847)))
insya allah anda bisa seperti saya…menang NOMOR 690 JUTA , wassalam.