Tentara Pelajar Terbentuk
Setelah kemerdekaan diproklamasikam 17 Agustus 1945
yang disambut gembira dan gegap gempita oleh seluruh bangsa Indonesia sekalipun
dalam kewaspadaan dan kesiap-siagaan
yang sangat tinggi terutana dari kalangan pemuda, pelajar dan mahasiswa. Di
mana-mana terjadi perebutan kekuasaan dari Balatentara Jepang yang memang sudah
kalah perang. Di Semarang, para pelajar yang bergabung dalam AMRI (Angkatan
Muda Republik Indonesia), Gasemse (Gabungan Sekolah Menengah Semarang) serta
laskar-laskar bantuan pelajar lainnya pada tanggal 19 Agustus 1945 melakukan
hal sama dan menyebabkan banyak jatuh korban,
gugur sebagai kusuma bangsa. Menyadari besarnya potensi kekuatan
perjuangan dari kalangan pelajar maka dibentuk Ikatan Pelajar Indonesia (IPI)
dalam suatu kongres nasional pelajar di Sitihinggil Kompleks Keraton
Ngayogyakarta Hadiningrat pada pertengahan November 1945.
Dengan adanya Maklumat Pemerintah 5 Oktober 1945
tentang pembentukan Tentara Keamanan Rakyat (TKR), IPI menyesuaikan diri dengan
membentuk Bagian Pertahanan dan Markas Pertahanan Pelajar yang berpusat di
Yogyakarta (sebutan popular markas ini adalah markas TP Tugu Kulon yang
sekarang jadi museum Tentara Pelajar di Jl. Diponegoro dekat Pasar Kranggan,
pen). IPI Bagian Pertahanan dibagi menjadi 3 resimen dan 1 batalyon yaitu :
1.
Resimen A untuk
daerah – wilayah di Jawa Timur.
2.
Resimen B untuk
daerah – wilayah di Jawa Tengah.
3.
Resimen C untuk
daerah – wilayah di Jawa Barat.
4.
Batalyon Tentara Genie Pelajar (TGP).
Sebutan Tentara Keamanan Rakyat (TKR) diubah menjadi
Tentara Republik Indonesia (TRI) dan disempurnakan sebagai Tentara Nasional
Indonesia (TNI) pada tanggal 3 Juni 1947. Karena itu, Tentara Pelajar di Jawa
Timur lebih dikenal sebagai TRIP (Tentara Republik Indonesia Pelajar).
Pembagian daerah – wilayah untuk Resimen A adalah
sebagai berikut:
·
Batalyon 1.000 di
Mojokerto
·
Batalyon 2.000 di
Madiun
·
Batalyon 3.000 di
Kediri
·
Batalyon 4.000 di
Jember
·
Batalyon 5.000 di
Malang
Resimen B
di daerah – wilayah juga dibagi menjadi 5 Batalyon yaitu:
·
Batalyon 100 di
Solo
·
Batalyon 200 di
Pati
·
Batalyon 300 di
Yogyakarta
·
Batalyon 400 di
Cirebon
·
Batalyon 500 di
Pekalongan
Resimen C
yang bergerak di wilayah Jawa Barat terkenal dengan sebutan TP Siliwangi dan
dibagi menjadi 4 batalyon yaitu Batalyon I, II, III dan IV.
TENTARA PELAJAR ORGANIK MASUK TNI BRIGADE KE XVII
Dunia berkembang, jaman beralih, dan perjuangan untuk mempertahankan kemerdekaan
bangsa dan negara tetap tumbuh semakin mengakar. Penataan sarana perjuangan
semakin tertib dan mantap. Demikian pula di dalam Tentara Pelajar. Di tengah
suasana sibuk menghadapi infiltrasi musuh, masih ada kesempatan untuk berbenah.
Dari bentuk non organik militer disempurnakan dalam tatanan dan jajaran
kemiliteran bersamaan dengan reorganisasi dan rasionalisasi di tubuh Angkatan
Perang berdasarkan Penetapan Presiden No. 1 tanggal 2 Januari 1948 dan
disempurnakan pada tanggal 4 Mei 1948.
Dari Surat Perintah Panglima Besar TNI tanggal 25
Maret 1948 yang isinya perintah reorganisasi dan rasionalisasi, Angkatan Perang
RI dikelompokkan menjadi 3 kategori yaitu Pasukan Mobil, Pasukan Teritorial dan
Pasukan Cadangan (Reserve). Tentara Pelajar masuk dalam Pasukan Cadangan
(Kesatuan Reserve Umum – KRU) W yang pelaksanaannya dimulai dari 15 Mei 1948.
Melihat gelagat tentara Belanda yang akan melanggar perjajian Remville, maka
pemerintah mengeluarkan “Perintah Siasat
I” yang intinya tentang pokok-pokok peran gerilya dan wingate (kembali
masuk ke kantong-kantong gerilya). TP Siliwangi yang semula melangkah dengan
“hijrah” ke Jawa Tengah, dengan adanya
perintah tersebut kembali ke wilayahnya yakni di Jawa barat.
Di masa gencatan senjata, pata pimpinan Tentara
Pelajar tetap memikirkan kegiatan belajar –mengajar para anggotanya dengan cara
mendirikan sekolah peralihan. Sebagai
pasukan cadangan, Tentara Pelajar menjalankan tugas ganda sebagai pelajar yang
harus memikirkan masa depannya. Dan selaku pasukan cadangan, mereka harus
bersiaga dengan menjata tetap di tangan untuk mengawal bangsa dan negaranya
dari ancaman musuh asing maupun pemberontakan dari kalangan bangsa sendiri
seperti pemberontakan PKI di Jawa Tengah dan Jawa Timur yang dikenal sebagai Madiun
Affair. Sementara itu, Nampak peningkatan kegiatan Tentara Belanda.
Tanggal 28 Oktober 1948, pemerintah membentuk Markas Komando Djawa (MBKD)
sebagai pusat kendali militer untuk seluruh P. Jawa. Sebagai
pasukan cadangan di KRU W, Tentara Pelajar masuk jajaran orgnisasi TNI sebagai
TP Brigade 17 TNI. Belum sempat menyempurnakan organisasi TP yang sebenarnya
terdiri dari 3 detasemen ini, agresi tentara Belanda ke ibukota RI di
Yogyakarta telah terjadi dan menawan sebagian besar pimpinan pemerintah RI.
Inilah awal terjadinya perang gerilya bagi organisasi pasukan pelajar tersebut.
SUSUNAN PIMPINAN
TENTARA PELAJAR TNI BRIGADE XVII
1.
Sebelum terjadi
Agresi Belanda (Perang Kemerdekaan II):
·
Komandan
|
:
|
Letkol. Soedarto
|
o
Wakil Komandan
|
:
|
Mayor Soewarto
|
·
Komandan Batalyon
Aktif
|
·
Mayor Isman
·
Mayor Achmadi
|
|
·
Komandan Batalyon
Reserve
|
·
Kapten Hartono
·
Kapten Suyono
|
|
· Komandan Pasukan Zeni Pelajar
|
·
Kapten Hartawan
|
2.
Setelah terjadi
Agresi Belanda (Perang Kemerdekaan II):
·
Komandan
|
:
|
Letkol. Soedarto
|
|
·
Wakil Komandan
|
:
|
Mayor Isman
|
|
Komandan :
| |||
1.
Detasemen I
2.
Detasemen II
3.
Detasemen III
4.
Detasemen IV
5.
Detasemen V
|
Mayor Isman
Mayor Achmadi Mayor Martono Kapten Solichin Kapten Hartawan |
TRIP Jawa Timur
TP Solo
TP Yogya
TP Siliwangi
TGP
|
|
Staf Brigade
|
:
|
Mayor Soewardi
Kapten Hartono
Kapten Soejono
|
|
Batalyon 55
|
:
|
Mayor Mashuri
|
TP SA/CSA
|