Pada permulaan tahun 1946 para pemuda pelajar di Purworejo membentuk IPI (Ikatan Pelajar Indonesia) Cabang Purworejo yang meliputi tiga sekolah yaitu SMP Negeri, SKP (Sekolah Kepandaian Putri) dan Sekolah Pertukangan Negeri (kemudian hari menjadi Sekolah Teknik Pertama). Dalam suatu raoat yang diselenggarakan di GNI (Gedung Nasional Indonesia) terpilih sebagai Ketua : Imam Pratignyo (SMP), Oetari (SKP) Wakil Ketua dan Soejati (Sekretaris).
IPI Purworejo semula hanya cabang, tapi dengan pindahnya IPI Pusat dari Jakarta ke Jogja, IPI Cabang Purworejo diubah menjadi IPI Daerah Kedu Selatan yang mencakup cabang Purworejo dan Kebumen. Ketua IPI Cabang Purworejo merangkap sebagai Ketua IPI Bagian Pertahanan dijabat oleh Imam Pratignyo. Pasukan IPI ini menjadi pasukan Tentara Pelajar. Rapat pembentukan dan peresmiannya diikuti sekitar 60 orang siswa-siswi SMP Negeri dan Sekolah Pertukangan. Dalam rapat ini juga ditunjuk selaku komandan pasukan adalah Wijono (SMP )dan wakilnya Toewoeh (ST). Setelah itu dibentuk pula IPI Bagian Pertahanan di Kebumen dan Gombong.
Atas petunjuk Mahatma, Ketua Markas Pertahanan Jawa Tengah yang berkedudukan di Solo, IPI Bagian Pertahanan Daerah Kedu Selatan diubah namanya menjadi Markas Pertahanan Kedu Selatan. Ketuanya, Imam Pratignyo, otomatis menjadi komandan markas yang meliputi tiga Seksi : Purworejo (dipimpin oleh Wijono), Kebumen (Sadar Sudarsono) dan Gombong (David Sulistyanto).
Markas Pertahanan Daerah Kedu Selatan semula menempati bangunan di Jl. Kutoarjo (terakhir digunakan sebagai SMA Kristen). Karena digunakan oleh BPRI (Barisan Pembela RI), markas ini berpindah ke sebuah paviliun di sebelah kanan Kabupaten Purworejo. Karena diperlukan ruang yang besar untuk menampung pasukan yang datang dari berbagai daerah pertempuran (front), oleh Bapak Muritno (Bupati Purworejo saat itu) diberilah tempat yang sesuai di Hotel Van Laar. Hotel terbesar di Purworejo saat itu.
Kegiatan di markas didanai secara swadaya oleh para pemuda pelajar dengan cara membuat badan usaha, memborong bioskop, main sandiwara dan lain-lain. Setelah bergabung dengan Markas Pertahanan Pelajar Jawa Tengah baru ada bantuan keuangan dalam melaksanakan tugas taktis pengiriman pasukan ke front.
Pasukan Tentara Pelajar dikirim ke front Ambarawa dan Srondol (Semarang) secara bergilir atas perintah MPP Jawa Tengah. Perkembangan selanjutnya, MPP Kedu Selatan bergabung dengan MPP Resimen B pimpinan Subroto di Solo. Sedianya, MPP yang merupakan MPP Pusat di Jogja akan terdiri dari 3 resimen yakni Resimen A : TRIP Jawa Timur, Resimen B TP Jawa Tengah dan Resimen C TP Jawa Barat. Karena terjadi perkembangan baru dengan terbentuknya batalyon-batalyon TP di Jawa Tengah yaitu Batalyon 100 yang dipimpin Prakoso (Solo), Batalyon 200 dipimpin Marwoto (Salatiga) dan Batalyon 300 dipimpin Martono (Jogja). Sementara itu di Jawa Barat dibentuk Batalyon 400 yang dipimpin oleh Salamun AT. Untuk memudahkan komando taktis, MPP Kedu Selatan dilebur ke dalam Batalyon 300 menjadi Kompie 330 yang dipimpin oleh Wijono dan wakilnya, Imam Pratignyo.
Sumber : Sejarah Perjoangan Tentara Pelajar, Yayasan Bakti TP Kedu, Cetakan I, 1987, halaman 15 - 18
IPI Purworejo semula hanya cabang, tapi dengan pindahnya IPI Pusat dari Jakarta ke Jogja, IPI Cabang Purworejo diubah menjadi IPI Daerah Kedu Selatan yang mencakup cabang Purworejo dan Kebumen. Ketua IPI Cabang Purworejo merangkap sebagai Ketua IPI Bagian Pertahanan dijabat oleh Imam Pratignyo. Pasukan IPI ini menjadi pasukan Tentara Pelajar. Rapat pembentukan dan peresmiannya diikuti sekitar 60 orang siswa-siswi SMP Negeri dan Sekolah Pertukangan. Dalam rapat ini juga ditunjuk selaku komandan pasukan adalah Wijono (SMP )dan wakilnya Toewoeh (ST). Setelah itu dibentuk pula IPI Bagian Pertahanan di Kebumen dan Gombong.
Atas petunjuk Mahatma, Ketua Markas Pertahanan Jawa Tengah yang berkedudukan di Solo, IPI Bagian Pertahanan Daerah Kedu Selatan diubah namanya menjadi Markas Pertahanan Kedu Selatan. Ketuanya, Imam Pratignyo, otomatis menjadi komandan markas yang meliputi tiga Seksi : Purworejo (dipimpin oleh Wijono), Kebumen (Sadar Sudarsono) dan Gombong (David Sulistyanto).
Markas Pertahanan Daerah Kedu Selatan semula menempati bangunan di Jl. Kutoarjo (terakhir digunakan sebagai SMA Kristen). Karena digunakan oleh BPRI (Barisan Pembela RI), markas ini berpindah ke sebuah paviliun di sebelah kanan Kabupaten Purworejo. Karena diperlukan ruang yang besar untuk menampung pasukan yang datang dari berbagai daerah pertempuran (front), oleh Bapak Muritno (Bupati Purworejo saat itu) diberilah tempat yang sesuai di Hotel Van Laar. Hotel terbesar di Purworejo saat itu.
Kegiatan di markas didanai secara swadaya oleh para pemuda pelajar dengan cara membuat badan usaha, memborong bioskop, main sandiwara dan lain-lain. Setelah bergabung dengan Markas Pertahanan Pelajar Jawa Tengah baru ada bantuan keuangan dalam melaksanakan tugas taktis pengiriman pasukan ke front.
Pasukan Tentara Pelajar dikirim ke front Ambarawa dan Srondol (Semarang) secara bergilir atas perintah MPP Jawa Tengah. Perkembangan selanjutnya, MPP Kedu Selatan bergabung dengan MPP Resimen B pimpinan Subroto di Solo. Sedianya, MPP yang merupakan MPP Pusat di Jogja akan terdiri dari 3 resimen yakni Resimen A : TRIP Jawa Timur, Resimen B TP Jawa Tengah dan Resimen C TP Jawa Barat. Karena terjadi perkembangan baru dengan terbentuknya batalyon-batalyon TP di Jawa Tengah yaitu Batalyon 100 yang dipimpin Prakoso (Solo), Batalyon 200 dipimpin Marwoto (Salatiga) dan Batalyon 300 dipimpin Martono (Jogja). Sementara itu di Jawa Barat dibentuk Batalyon 400 yang dipimpin oleh Salamun AT. Untuk memudahkan komando taktis, MPP Kedu Selatan dilebur ke dalam Batalyon 300 menjadi Kompie 330 yang dipimpin oleh Wijono dan wakilnya, Imam Pratignyo.
Sumber : Sejarah Perjoangan Tentara Pelajar, Yayasan Bakti TP Kedu, Cetakan I, 1987, halaman 15 - 18
Wijono dan Imam Pratignyo-repro. |
Wah kok hebat ya Mbah Baskoro. Tapi, sopan santunnya di mana??
Wah kok hebat ya Mbah Baskoro. Tapi, sopan santunnya di mana??