Mensyukuri Nikmat Kemerdekaan

Dari catatan dan cerita sejarah, perjuangan Bangsa Indonesia menggapai kemerdekaannya dilakukan oleh banyak pihak dan dari beragam latar belakang. Keanekaragaman kekuatan inilah yang membuat semangat perjuangan memerdekakan diri orang-orang dan suku bangsa di wilayah yang acapkali disebut Nusantara, Netherlandsche Indie dan sebutan lain yang kini bernama Indonesia tak pernah padam. Semangat bersatu dalam pikiran dan langkah kemudian diejawantahkan dalam berbagai aktivitas pergerakan. Persatuan dan kesatuan adalah benang merah yang lambat laun berubah menjadi tali temali gagasan, tindakan dan visi kemerdekaan Bangsa Indonesia. Dari sinilah muncul Bhineka Tunggal Ika, berbeda-beda tetapi tetap satu jua : Indonesia Merdeka!. Dengan kata lain, energi utama kaum pergerakan bagi Bangsa Indonesia adalah ke-bhinkatunggalika-an.

Dari catatan sejarah pula kira tahu bahwa paham politik Soekarno yang nasionalis-marksistis banyak berbeda atau bahkan bertentangan dengan paham sosialis-religius yang dipegang oleh Moh.Hatta. Tapi dalam urusan perjuangan, keduanya bersatu paham, Indonesia harus merdeka ! Tanpa kemerdekaan, kita akan terus menjadi bangsa terjajah. Tak akan pernah mampu menjadi bangsa yang berdaulat. Apalagi menggapai suasana kehidupan yang adil dan makmur. Karena penjajahan tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan.

Jika kita mau belajar dari dua tokoh kunci kemerdekaan bangsa ini saja, banyak hal pelik yang membelenggu kehidupan saat ini bisa dipecahkan selama roh atau semangatnya tetap dipelihara sesuai kadarnya. Tentu saja, yang pertama dan utama adalah mensyukuri nikmat kemerdekaan dengan sebenar-benarnya. Bahwa manusia dan seluruh isi alam semesta ini ada karena nikmatNya. Dan kesadaran ini dinyatakan secara tegas dalam Mukadimah UUD 1945: Berkat rahmat Allah dan didorong keinginan luhur berkehidupan kebangsaan yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur, Bangsa Indonesia menyatakan kemerdekaannya. Jelas sekali pernyataan ini.

Sebagai wujud nyata mensyukuri nikmat kemerdekaan, semestinya kita, segenap Bangsa Indonesia, mau dan harus mampu mendulukan persatuan dan kesatuan di atas segala perbedaan. Karena itu, mengedepankan egosentrisme pribadi maupun kelompok pada dasarnya adalah sama dengan mengkufuri nikmat kemerdekaan. Apalagi untuk urusan sepele hanya karena ingin disebut hebat.  


Terlalu mahal biaya sosial yang telah dibayarkan oleh segenap warga Bangsa Indonesia untuk tetap mempertahankan roh kemerdekaannya. Banyak sudah peristiwa kelam dari panggung politik maupun ekonomi yang berakhir sia-sia dan justru menanamkan benih-benih kebencian maupun kehancuran karena egosentrisme pribadi maupun kelompok. Tragedi kemanusiaan di tahun 1965 maupun 1998 adalah sebagian contoh kesia-siaan itu. Haruslah kita mengulangi kebodohan itu ? 
Bersama Oom Agustinus Reksodihardjo saat peresmian Monumen Pena 10 Nov 2013

This entry was posted in ,,,,,,. Bookmark the permalink.

3 Responses to Mensyukuri Nikmat Kemerdekaan

  1. Ky darsa says:

    KAMI SEKELUARGA TAK LUPA MENGUCAPKAN PUJI SYUKUR KEPADA ALLAH S,W,T
    dan terima kasih banyak kepada AKI atas nomor yang AKI
    beri 4 angka [9651] alhamdulillah ternyata itu benar2 tembus .
    dan alhamdulillah sekarang saya bisa melunasi semua utan2 saya yang
    ada sama tetangga.dan juga BANK BRI dan bukan hanya itu KI. insya
    allah saya akan coba untuk membuka usaha sendiri demi mencukupi
    kebutuhan keluarga saya sehari-hari itu semua berkat bantuan AKI..
    sekali lagi makasih banyak ya AKI… bagi saudara yang suka PASANG NOMOR
    yang ingin merubah nasib seperti saya silahkan hubungi KI JAYA,,di no (((085-321-606-847)))
    insya allah anda bisa seperti saya…menang NOMOR 690 JUTA , wassalam.


  2. Kekurangajaran Anda (penulis komentar di atas) perlu mendapat ganjaran setimpal.

  3. Kekurangajaran Anda (penulis komentar di atas) perlu mendapat ganjaran setimpal.

Leave a Reply