Tindak lanjut
aksi 3 Desember 2013, kami telah beraudiensi dengan dua fraksi besar di DPR RI
yakni FPDIP pada 4 Desember dan FPGolkar 5 Desember 2013 bersamaan dengan
perayaan Hari Relawan Se Dunia yang ditetapkan oleh Persatuan Bangsa Bangsa (United Nations). Kedua fraksi sangat
responsif dan respektif dengan semua penjelasan delegasi Relawan PMI yang
berjumlah 18 orang dan didampingi oleh Kepala Bidang Relawan Pengurus Pusat Palang
Merah Indonesia Bp. H. Muas, SH. Intinya, mereka memandang sangat urgen untuk
mengagendakan RUU Kepalangmerahan pada masa sidang 2013/2014 yang akan berakhir
Maret 2014. Bahkan FPG merasa "disepelekan" oleh Ketua Pansus
yang tak pernah berusaha mengundang para anggota Pansus RUU Kepalangmerahan
untuk bersidang dan membahas materi RUU. (Pernyataan anggota Panitia Khusus #RUUKEPALANGMERAHAN dari Fraksi Partai Golkar
dari SulseL, Ibu Riyani Sudirman pada audiensi tadi pagi)
|
Calon anggota Korps Sukarela PMI Kota Bandung |
|
Aksi simpatik Relawan PMI di gedung DPR RI |
|
Tetap menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan |
|
Semangat membara di antara sikap santun dan kordinatif |
|
Taufan K dari Bali- Penggagas Petisi Sahkan #RUUKepalangmerahan |
|
Di Fraksi PDIP DPR RI |
Di tengah
usaha teman-teman Relawan PMI se Indonesia melanjutkan aksi simpatik dan unik 3 Desember
2013 yang mendesak agar RUU Kepalangmerahan segera diagendakan dan disahkan
sebelum masa akhir persidangan DPR RI periode 2009 - 2014 di Gedung DPR RI, satu inisiator yang mendorong lahirnya
RUU Kepalangmerahan sejak 1995, sdr. Seven Audi Sapta
dipanggil menghadap Tuhan Yang Maha Kuasa pada Jumat dinihari di Jogjakarta.
Bersama alm. Christobal (Jakarta Selatan) dan Titus (Jogja) , ketiganya sangat
gigih dan konsisten memperjuangkan "hak
rakyat Indonesia" dalam Konvensi Jenewa 1945 yakni menguatkan badan
hukum dan UU 59/1968 tentang tanda pellindung bagi Perhimpunan Nasional Palang
Merah Indonesia. Bahkan, satu wasiat alm. sdr. Chirstobal sebagaimana diterima
oleh sdr. Andi Gumilar, agar setelah RUU Kepalangmerahan diagendakan dan
disahkan, segera ada perwakilan Relawan PMI mengibarkan bendera Merah Putih dan
Lambang PMI di Jenewa, Swiss. Tak dapat dilupakan adalah alm. Elang Surya Lesmana, mahasiswa Universitas Trisakti yang jadi "tumbal Gerakan Reformasi" yang ditembak mati oleh pihak yang tidak dikenal pada Kerusuhan Sosial 13 - 15 Mei 1998 di Jakarta. Mereka adalah pahlawan kemanusiaan sejati bersama sejumlah nama Relawan PMI lain dalam berbagai medan tugas. Selamat jalan teman !
|
Pimpinan Rapat Dengar Pendapat FP Golkar dan Relawan PMI tentang | | #RUUKepalangmerahan |
|
Perwakilan Relawan PMI se Indonesia |
|
Delegasi Relawan PMI di Ruang Fraksi Partai Golkar DPR RI |
Pada dua kali
kesempatan beraudiensi dengan dua fraksi besar DPR RI yakni FPDIP dan FP
Golkar, kami membawa suara asli Relawan PMI yakni "Kami tak pernah takut mati untuk
membela Merah Putih dan PMI" sebagaimana dinyatakan dengan tegas
oleh Alvis Syamsi, Relawan PMI Jakarta Pusat yang telah berkecimpung dalam
beragam aktivitas pendidikan, penanganan bencana maupun konflik bersenjata di
PMI selama lebih dari 37 tahun. Kedua fraksi cukup paham dan berjanji untuk
mendorong pengesahan RUU Kepalangmerahan segera dengan segala konsekuensinya.
Termasuk menyapu bersih para "pengotor
negara dan cita-cita luhur Bangsa Indonesia".
Selaku pribadi,
generasi muda Tentara Pelajar dan Relawan PMI sejak 1979, saya selalu
mengingatkan agar semua rakyat Indonesia, khususnya anggota Pansus RUU
Kepalangmerahan tidak menghianati negara dan bangsanya. Semboyan Tentara
Pelajar " Pengabdianku kepada bangsa dan negara, dari buaian sampai ke liang
lahat" kian tertanam kuat dalam nurani dan gerak langkah Relawan
PMI .
Banyak lagi
fakta sejarah yang akan relawan PMI ungkapkan pada masyarakat luas. Bahwa
mengganti lambang PMI di Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah sebuah
bentuk nyata usaha "membubarkan
negara". Relakah kita ???